Tragedi Kanjuruhan: Sejarah Buruk Sepakbola Yang Terulang.
On Minggu, Oktober 02, 2022
Malang,| xbintangindo.com--
Hingga sore hari ini Tragedi Kanjuruhan Malang menelan korban hampir 200 jiwa. Insiden ini mengingatkan publik pada tragedi yang terjadi di stadion Nacional, kota Lima, Peru, pada 24 Mei 1964 silam. Tragedi sepakbola di Peru ini disebut sebagai insiden sepakbola terburuk di dunia karena telah menewaskan sebanyak 328 korban jiwa.
Suporter Peru turun ke lapangan akibat sebuah gol yang dianulir wasit pada menit-menit akhir pertandingan. Massa suporter yang membanjiri lapangan membuat pihak keamanan menembakan gas air mata yang justru membuat keadaan memburuk. Suporter menjadi panik dan berlarian menghindari gas air mata hingga saling berdesakan.
Dikutip dari BBC, catatan menyatakan bahwa sebagian besar korban meninggal karena sesak napas. Kerusuhan menjadi makin memanas di luar stadion akibat bentrokan antara suporter dan pihak keamanan bersenjata. Korban tewas juga dilaporkan ada yang disebabkan tembakan senjata api.
Tragedi di Peru ini juga yang melatarbelakangi aturan internasional dari FIFA yang melarang penggunaan senjata api dan gas air mata dalam pengendalian penonton sepakbola di stadion seluruh dunia.
Tragedi Kanjuruhan Malang,
Sayangnya, PSSI beserta supporter bola dan aparat keamanan Indonesia tidak pernah mau belajar dari sejarah dan aturan standar internasional. Sejarah akan terulang bagi yang tidak mau belajar darinya.
Peristiwa Sepak bola Indonesia dirundung duka. Sebuah insiden pecah di stadion kanjuruhan Malang, setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022), menjadi lembar kelam baru dalam persepak bolaan Indonesia.
Indonesia mencatat rekor kedua setelah peru dalam sejarah tragedi mematikan dalam persepakbolaan dunia sejumlah tragedi yang merenggut sebanyak 153 nyawa manusia meninggal, sumber sindo.news.
Redaksi xbi//. imanudin xbi//."