Bekasi – Ratusan pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bekasi menggelar aksi damai di halaman sekolah pada Senin (17/2/2025). Mereka menuntut audit anggaran serta transparansi pengelolaan dana yang selama ini digunakan oleh pihak sekolah.
"Saya mewakili teman-teman, aksi kami ini bertujuan untuk menuntut pengembalian hak kami sebagai siswa. Keresahan ini muncul sejak Ibu Nina Indriana menjabat sebagai Kepala Madrasah pada Maret 2023," ujar salah seorang peserta aksi, A, yang kami hubungi.
Menurut A, Kepala Madrasah sering menjanjikan kepada wali murid bahwa biaya yang dibayarkan akan digunakan untuk pengadaan fasilitas mewah seperti AC, toilet baru, CCTV, dan fingerprint. Namun, kenyataannya, siswa merasa tidak puas dengan fasilitas yang disediakan. Banyak fasilitas yang sudah rusak, seperti pintu toilet yang tidak terkunci, gayung yang hilang, toilet duduk yang patah, dan absensi melalui fingerprint yang tidak sampai ke orang tua.
"Kami menuntut keadilan berupa transparansi dana dan kegiatan yang telah dilakukan sejak Kepala Madrasah mulai menjabat pada Maret 2023. Kami sebagai siswa sangat kesulitan untuk mengadakan atau mengikuti kegiatan di luar sekolah. Pihak sekolah sering menolak usulan kami dan tidak pernah memberikan dana untuk kegiatan tersebut," jelasnya.
Padahal, lanjut A, setiap bulan siswa diwajibkan membayar biaya sebesar Rp250.000 per siswa. Sementara itu, sekolah sering kali menuntut siswa untuk berprestasi melalui berbagai kegiatan. Namun, ketika siswa mengajukan proposal untuk kegiatan, pihak sekolah tidak pernah memberikan fasilitas atau bahkan menyetujui usulan tersebut.
Seluruh warga MAN 2 Kota Bekasi, termasuk OSIS, MPK, dan ekstrakurikuler, merasakan keresahan yang sama. Puncaknya terjadi saat kegiatan wisuda kelas XII tidak jelas, meskipun biaya yang harus dikeluarkan cukup besar, mencapai Rp1,4 juta per siswa.
"Awalnya, biaya wisuda hanya diminta sebesar Rp600.000 per siswa. Namun, jika orangtua ingin hadir, mereka dikenakan biaya tambahan Rp150.000, belum lagi biaya untuk foto angkatan. Sejak awal, transparansi dana dan kegiatannya tidak dijelaskan dengan jelas. Kami hanya menerima kwitansi pembayaran daftar ulang tanpa penjelasan rinci," tambahnya.
Respon Kepala Sekolah Pasca Aksi?
Terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan, A menyebutkan bahwa Kepala Sekolah cenderung membela diri dengan mengatakan, "Saya sudah memberikan dana kepada pembina, tetapi saya tidak mau mandek di situ." Namun, menurut siswa, pembina, pelatih, dan pengurus kegiatan tidak menerima dana sama sekali.
Tanggapan dari Kemenag Kota Bekasi?
Kepala Kemenag Kota Bekasi dikabarkan hadir dalam aksi tersebut dan diterima dengan baik oleh para siswa. Beliau mendengarkan seluruh aspirasi yang disampaikan serta melihat bukti-bukti yang telah disiapkan. Setelah mendengar keluhan, Kepala Kemenag berjanji untuk segera menyelesaikan masalah ini, termasuk memperbaiki fasilitas yang tidak layak. Beliau juga berjanji akan memberikan hasil terbaik terkait jabatan Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bekasi.
Namun, sayangnya, Kepala Kemenag tidak memberikan jangka waktu yang spesifik, hanya menyatakan bahwa masalah ini akan diselesaikan "secepat mungkin," tutup A. (Denis)
« Prev Post
Next Post »